PERIODONTAL
Di Indonesia, prevalensi penyakit
periodontal pada semua kelompok umur mencapai 96,58%.3,5 Dewasa ini, masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa penyakit diabetes melitus erat
kaitannya dengan penyakit periodontal, yaitu penyakit peradangan kronis pada
jaringan penyangga gigi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa diabetes menjadi
faktor risiko prevalensi dan keparahan gingivitis (peradangan gingiva) dan
periodontitis (peradangan jaringan periodonsium). Diabetes diasosiasikan dengan
respons inflamasi berlebih gingiva terhadap plak. Secara umum, pasien dengan
diabetes terkontrol dan pasien tanpa diabetes mempunyai tingkat gingivitis yang
serupa apabila jumlah plak pada kedua kelompok itu juga serupa, Sementara itu,
pasien diabetes tidak terkontrol mempunyai tingkat gingivitis lebih parah
dibandingkan pasien tanpa diabetes atau pasien dengan diabetes terkontrol.
Efek
Penyakit Periodontal Terhadap Penyakit Diabetes
Mekanisme
pengaruh penyakit periodontal terhadap diabetes baru diketahui belakangan ini
Pada pasien dengan penyakit periodontal sering ditemukan peningkatan kadar
proinl ammatory cytokine Pada pasien diabetes, respons imun berlebih akan lebih
meningkatkan lagi produksi proinl ammatory cytokines. Hal ini menyebabkan peningkatan resistensi terhadap
insulin dan mempersulit kontrol glukosa darah. Beberapa studi juga menunjukkan
bahwa pasien periodontitis, terutama yang jaringan periodontalnya dikolonisasi
oleh bakteri gram negatif seperti P. Terapi periodontal akan mereduksi
peradangan lokal, yang diikuti dengan penurunan level C-reactive protein (CRP),
IL-6,dan TNF-α
serta kontrol glikemik yang lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa kondisi lokal
pada jaringan periodontal sangat mempengaruhi kondisi sistemik
Faktor
yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakitperiodontal,mulai dari faktor sosio ekonomi, infeksi atau sumber infeksi
diantaranya yaitu lokal dan
sistemik, perilaku,
lingkungan, genetik, daerah
tempat tinggal, maupun pelayanan Kesehatan,
Faktor lokal, yaitu plak dan
kalkulus, gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan cekat, akibat pencabutan
gigi, penggunaan kawat gigi, missing, crowded, sedangkan faktor sistemik beberapa
diantaranya penyakit diabetes melitus, psikosomatik, stress dan nutrisi. Faktor
perilaku yaitu kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau, perilaku menyikat
gigi, sedangkan faktor dari layanan kesehatanya yaitu asuhan dental, akses layanan
kesehatan serta asuransi kesehata
Penanganan Radang Gusi/Penyakit Periodontal
Pengobatan
gingivitis atau radang gusi bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah
komplikasi. Beberapa metode pengobatan untuk mengatasi radang gusi adalah:
1. Pembersihan karang gigi (scaling) dan
perawatan saluran akar gigi (root planing) dengan menggunakan laser atau
gelombang suara.
2. Penambalan
atau penggantian gigi yang rusak, bila kondisi tersebut terkait dengan
gingivitis.
3. Untuk
membantu proses pemulihan sekaligus mencegah gingivitis terjadi kembali,
lakukanlah beberapa langkah sederhana berikut ini :
a.
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
setelah bangun tidur dan sebelum tidur. Akan lebih baik bila menyikat gigi juga
dilakukan tiap selesai makan.
b.
Gunakan sikat gigi yang lembut dan ganti
setiap 3 atau 4 bulan sekali.
c.
Bersihkan sela-sela gigi dengan benang
gigi setidaknya satu kali sehari, dan gunakan anti-septik kumur atau mouthwash
untuk mengurangi plak di sela-sela gigi.
d. Kurangi
makanan dan minuman yang tinggi gula.
e. Bersihkan gigi di dokter gigi, minimal dua kali dalam
satu tahun. Namun, bila Anda memiliki penyakit gigi dan gusi serta berisiko
terkena gingivitis, bersihkan gigi di dokter gigi lebih sering.
f. Jangan merokok atau mengunyah tembakau.